Kisah Sabar yang Mengharukan

Seorang penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh “Prof. Dr. Khalid al-Jubair ” menceritakan sebuah seminar dengan tajuk Asbab Mansiah (Sebab-Sebab yang Terlupakan). Mari sejenak kita perhatikan bersama kisah tersebut. Dokter tersebut berkata:

Pada suatu hari, (hari Selasa) aku melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. Pada hari Rabu, anak tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat.

dan Pada hari Kamis pukul 11.15 -aku tidak melupakan waktu itu karena pentingnya kejadian tersebut- tiba tiba salah seorang perawat mengabariku bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti bekerja. Maka akupun bertindak cepat untuk menangani anak tersebut , kemudian aku lakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu jantungnya tidak berfungsi, namun setelah itu Allah ‘Azza wa Jalla menentukan agar jantungnya kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah ‘Azza wa Jalla.

setelah itu aku pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, sebagaimana anda ketahui betapa sulitnya untuk mengabarkan keadaan pasien kepada keluarganya jika ternyata keadaannya memburuk. Ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter. Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun bertanya tentang ayah si anak, tetapi aku tidak mendapatinya. Aku hanya mendapati ibunya, lalu aku katakan kepadanya: “Penyebab berhentinya jantung putramu dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. Aku kira otaknya telah mati.” Coba tebak, kira-kira apa jawaban ibu tersebut?
Apakah dia berteriak? Apakah dia histeris? Apakah dia berkata: “Engkaulah penyebabnya!”

Dia tidak berbicara apapun dari semua itu bahkan dia berkata: “Alhamdulillah” Kemudian dia meninggalkanku dan pergi.
Sepuluh hari kemudian , mulailah sang anak bergerak gerak. Kamipun memuji Allah ‘Azza wa Jalla serta menyampaikan sebuah kabar gembira , yaitu bahwa keadaan otaknya telah berfungsi.

Pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja disebabkan oleh pendarahan tersebut. Kamipun melakukan proses kejut jantung selama 45 menit, dan jantungnya tidak bergerak. Maka akupun mengatakan kepada ibunya: “Kali ini menurutku tidak ada harapan lagi.” Maka dia berkata: “Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi.”

Maka dengan memuji Allah, jantungnya kembali berfungsi, akan tetapi setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tersebut, dan jantungnya kembali berfungsi.

3,5 bulan kemudian , anak tersebut dalam keadaan koma, tidak bergerak. Kemudian setiap kali dia mulai bergerak dia terkena semacam pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya, yang aku tidak pernah melihat semisalnya sebelumnya. Maka kami katakan kepada sang ibu bahwa putra anda akan meninggal. Jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang, maka dia tidak akan bisa selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya. Maka sang ibu berkata: “Alhamdulillah.” Kemudian meninggalkanku dan pergi. Setelah itu, kami melakukan usaha untuk merubah keadaan segera dengan melakukan operasi otak dan urat syaraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak. Tiga minggu kemudian, dengan karunia Allah ‘Azza wa Jalla dia tersembuhkan dari pembengkakan tersebut, akan tetapi dia belum bergerak.

Dua minggu kemudian, darahnya terkena racun aneh yang menjadikan suhunya 41,2C. Maka kukatakan kepada ibunya: “Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar, saya kira tidak ada harapan sembuh.” Maka dia berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan: “Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia.”

Setelah aku kabarkan kepada ibu anak tersebut tentang keadaan putranya yang terbaring di atas ranjang nomor 5, aku pergi ke pasien lain yang terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya. Tiba tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menangis histeris seraya berkata: “Wahai dokter, kemari, wahai dokter suhu badannya 37,6C, dia akan mati…, dia akan mati…”. Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran: “Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang no 5, suhu badannya 41,0C sementara dia bersabar dan memuji Allah.” Maka berkatalah ibu pasien no.6 tentang ibu tersebut: “Wanita itu tidak waras dan tidak sadar.”

mendengar pernyataan ibu tersebut , aku jadi teringat sebuah hadits Rasulullah Sholallahu ‘alihi wasallam yang indah lagi agung: ”Beruntunglah orang-orang yang asing.” Sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan ummat. Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit aku belum pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu ini kecuali dua orang saja.

beberapa waktu kemudian , ia mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu: “Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat.” Maka dia menjawab dengan sabar dan bertawakkal kepada Allah:

“Alhamdulillah.” Seraya meninggalkanku seperti biasa dan pergi.

Sekarang kami memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari keracunan. Kemudian saat memasuki bulan kelima, dia terserang penyakit aneh yang aku sendiri belum pernah melihatnya selama hidupku, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. Di mana keadaan ini memaksaku untuk membuka dadanya dan terpaksa menjadikan jantungnya dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat bantu, anda akan melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda.

dalam kondisi anak nya yang seperti ini aku berkata kepada sang ibu: “Sudah, yang ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap. Keadaannya semakin gawat.” Diapun berkata: “Alhamdulillah.” Sebagaimana kebiasaannya, tanpa berkata apapun selainnya. Kemudian berlalulah 6,5 bulan, anak tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa. Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut dihadapan anda, dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung putranya dengan penuh sabar dan berharap pahala.

Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?

Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan beberapa penyakit yang aneh dan kompeks? Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang ibu yang sabar terhadap sang putra di hadapannya yang berada di ambang kubur itu? Kondisi yang dia tidak punya apa-apa kecuali hanya berdo’a dan merendahkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Tahukah anda apa yang terjadi terhadap anak yang mungkin bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda 2,5 bulan kemudian?

Anak tersebut telah sembuh dengan sempurna karena rahmat Allah ‘Azza wa Jalla sebagai balasan bagi seorang ibu yang shalihah tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan dapat menyusul ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya. Dia telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat.
Kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini, apa yang membuatku menangis bukanlah ini, yang membuatku menangis adalah apa yang terjadi kemudian:

Satu setengah tahun setelah anak titu keluar dari rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki beserta istri bersama dua orang anak ingin melihat anda. Maka kukatakan kepadanya: “Siapakah mereka?” Dia menjawab, “Tidak mengenal mereka.”

Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi. Umurnya sekarang 5 tahun seperti bunga dalam keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena apapun, dan juga bersama mereka seorang bayi berumur 4 bulan.

Aku pun menyambut mereka denagn ramah , dan bertanya kepada sang ayah dengan canda tentang bayi baru yang digendong oleh ibunya, apakah dia anak yang ke-13 atau 14? Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh, kemudian dia berkata: “Ini adalah anak kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama yang datang kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami diberi rizki dengannya, dia tertimpa penyakit seperti yang telah anda ketahui sendiri.”

mendengar hal itu Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku penuh dengan linangan air mata. Tanpa sadar aku menyeret laki-laki tersebut dengan tangannya kemudian aku masukkan ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya. Kukatakan kepadanya: “Siapakah istrimu yang mampu bersabar dengan penuh kesabaran atas putranya yang baru datang setelah 17 tahun mandul? Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang subur dengan keimanan terhadap Allah ‘Azza wa Jalla.

Tahukah anda apa yang dia katakan?

Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama kepada anda wahai saudari-saudari yang mulia, cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada seorang wanita muslimah yang seperti dia.

Bapak itu berkata: “Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu, sejak itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar’i. Aku tidak pernah menyaksikannya berghibah (menggunjing), namimah (adu domba), tidak juga dusta. Jika aku keluar dari rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendo’akanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak dan kasih sayang.”

Sang suami menyempurnakan ceritanya dengan berkata: “Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya karena malu.”

Maka kukatakan kepadanya: “wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu.”

….

Saudara-saudariku sekalian, ketahuilah bahwa beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan segenap keimanan dan tawakkal kepada-Nya dengan sepenuhnya, serta beramal shalih adalah perkara yang mengokohkan seorang muslim saat dalam kesusahan, dan ujian. Kesabaran yang demikian adalah taufik dan rahmat dari Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman yang artinya:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.”Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Allah ‘Azza wa Jalla, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157).

Sumber: Qiblati edisi 01 tahun III
Read More..

Harta, Antara Nikmat dan Fitnah

Harta, tentu banyak yang menginginkannya. Beragam cara pun dilakukan untuk memperolehnya. Halal haram, bagi sebagian orang, adalah nomor kesekian. Yang terpenting adalah kebutuhan terpenuhi dan gaya hidup terpuaskan. Jika sudah seperti ini, harta tak lagi menjadi rahmat, namun menjadi celah turunnya azab.

Harta merupakan salah satu nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dikaruniakan kepada umat manusia. Keindahannya demikian memesona. Pernak-perniknya pun teramat menggoda. Ini mengingatkan kita akan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada segala apa yang diingini (syahwat), yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Al-Jannah).” (Ali ‘Imran: 14)
Lebih dari itu, harta adalah sebuah realita yang melingkupi kehidupan umat manusia. ‘Sejarah’-nya yang tua, senantiasa eksis mengawal peradaban umat manusia di setiap generasi dan masa. Jati dirinya yang berbasis fitnah, telah banyak melahirkan berbagai gonjang-ganjing kehidupan. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya, tatkala Dia mengingatkan para hamba-Nya akan realita tersebut. Sebagaimana dalam firman-Nya:

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيْمٌ

“Ketahuilah, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian itu (sebagai) fitnah, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Al-Anfaal: 28)
Jauh-jauh hari, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah mewanti-wanti umatnya dari gemerlapnya harta dengan segala fitnahnya yang menghempaskan. Sebagaimana dalam sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam:

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا، كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ كَافِرًا وَيُمْسِيْ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Bergegaslah kalian untuk beramal, (karena akan datang) fitnah-fitnah ibarat potongan-potongan malam. (Disebabkan fitnah tersebut) di pagi hari seseorang dalam keadaan beriman dan sore harinya dalam keadaan kafir, di sore hari dalam keadaan beriman dan keesokan harinya dalam keadaan kafir. Dia menjual agamanya dengan sesuatu dari (gemerlapnya) dunia ini.” (HR. Muslim no. 118, dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
Demikianlah wasiat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya tentang harta dan segala fitnahnya. Allahumma sallim sallim…(Ya Allah, selamatkanlah kami semua darinya).

Ketertarikan Hati Manusia Terhadap Harta
Manusia sendiri merupakan makhluk Allah Subhanahu wa Ta'ala yang berjati diri amat dzalim (zhalum) dan amat bodoh (jahul). Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta'ala Rabb semesta alam mensifatinya, sebagaimana dalam firman-Nya:

إِنَّهُ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلاً

“Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Sontak, tatkala harta menghampiri, ketertarikan hati pun tak bisa dimungkiri lagi. Mereka benar-benar amat mencintainya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

“Dan kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (Al-Fajr: 20)
Bahkan, saking cintanya terhadap harta akhirnya ia menjadi bakhil. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ

“Sesungguhnya dia (manusia) sangat bakhil dikarenakan kecintaannya yang sangat kuat kepada harta.” (Al-‘Adiyat: 8)
Jika demikian kondisinya, maka tak mengherankan bila (kebanyakan) manusia teramat berambisi mengumpulkan dan menumpuknya. Sungguh benar apa yang disabdakan dan diperingatkan Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam:

لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثََالِثًا، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ، وَيَتُوْبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Kalaulah anak Adam (manusia) telah memiliki dua lembah dari harta, niscaya masih berambisi untuk mendapatkan yang ketiga. Padahal (ketika ia berada di liang kubur) tidak lain yang memenuhi perutnya adalah tanah, dan Allah Maha Mengampuni orang-orang yang bertaubat.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya no. 6436, dari shahabat Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma)
Para pembaca yang mulia, ketika hati anak manusia amat cinta kepada harta bahkan berambisi untuk mengumpulkan dan menumpuknya, maka sudah barang tentu harta tersebut dapat melalaikannya dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dzikrullah). Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Mengetahui keadaan para hamba-Nya telah memberitakan hal ini, sebagaimana dalam firman-Nya:

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ. حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ

“Telah melalaikan kalian perbuatan berbanyak-banyakan. Hingga kalian masuk ke liang kubur.” (At-Takatsur: 1-2)
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata: “Telah melalaikan kalian (dari ketaatan, pen.) perbuatan berbanyak-banyakan dalam hal harta dan anak.” (Tafsir Ibnu Katsir)
Maka dari itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala memperingatkan orang-orang yang beriman dengan firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِاللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian (dapat) memalingkan kalian dari dzikrullah. Barangsiapa berbuat demikian maka merekalah orang-orang yang merugi.” (Al-Munafiqun: 9)

Harta Dapat Menjadikan Seseorang Sombong
Kondisi serba berkecukupan alias kaya harta tak jarang membuat seseorang lupa daratan, melampaui batas, dan sombong. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

كَلاَّ إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى

“Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Manakala dia melihat dirinya serba berkecukupan.” (Al-‘Alaq: 6-7)
Mungkin di antara anda ada yang bertanya: “Adakah di dalam Al-Qur`an kisah umat terdahulu yang lupa daratan, melampaui batas dan sombong dikarenakan harta yang dimilikinya, agar kita bisa mengambil pelajaran (ibrah) darinya?” Maka jawabnya adalah: “Ada.”
Di antaranya adalah Qarun, seorang kaya raya dari Bani Israil (anak paman Nabi Musa ‘alaihissalam) yang telah melampaui batas dan sombong. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

إِنَّ قَارُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوْسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوْءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لاَ تَفْرَحْ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ. وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلآخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ. قَالَ إِنَّمَا أُوتِيْتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا وَلاَ يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ. فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِيْنَتِهِ قَالَ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُوْنُ إِنَّهُ لَذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ. وَقَالَ الَّذِيْنَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللهِ خَيْرٌ لِمَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا وَلاَ يُلَقَّاهَا إِلاَّ الصَّابِرُوْنَ. فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ اْلأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُوْنَهُ مِنْ دُوْنِ اللهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ. وَأَصْبَحَ الَّذِيْنَ تَمَنَّوْا مَكَانَهُ بِاْلأَمْسِ يَقُوْلُوْنَ وَيْكَأَنَّ اللهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَوْلاَ أَنْ مَنَّ اللهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا وَيْكَأَنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الْكَافِرُوْنَ. تِلْكَ الدَّارُ اْلآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لاَ يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فَسَادًا وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

“Sesungguhnya Qarun termasuk dari kaum Nabi Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah karuniakan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: ‘Janganlah engkau terlalu bangga diri (sombong), sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri (sombong). Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.’ Qarun pun menjawab: ‘ Sesungguhnya aku dikaruniai harta tersebut dikarenakan ilmu (kepandaian)-ku’. Tidakkah Qarun tahu sungguh Allah telah membinasakan umat-umat sebelum dia yang jauh lebih kuat darinya dan lebih banyak dalam mengumpulkan harta? Dan tak perlu dipertanyakan lagi orang-orang jahat itu tentang dosa-dosa mereka. Maka (suatu hari) tampillah Qarun di tengah-tengah kaumnya dengan segala kemegahannya, lalu berkatalah orang-orang yang tertipu oleh kehidupan dunia: ‘Duhai kiranya kami dikaruniai (harta) seperti Qarun, sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.’ Adapun orang-orang yang berilmu, mereka mengatakan: ‘Celakalah kalian, sesungguhnya karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, namun tidaklah pahala itu diperoleh kecuali oleh orang-orang yang sabar.’ Akhirnya Kami benamkan dia (Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi, maka tidak ada satu golongan pun yang dapat menolongnya dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata: “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah). Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 76-83)
Al-Imam Al-Qurthubi berkata: “Allah Subhanahu wa Ta'ala menerangkan (dalam ayat-ayat tersebut, pen.) bahwa Qarun telah diberi perbendaharaan harta yang amat banyak hingga ia lupa diri. Dan semua yang dimilikinya itu ternyata tidak mampu menyelamatkannya dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana pula yang telah dialami (sebelumnya, pen.) oleh Fir’aun.” (Tafsir Al-Qurthubi)
Berikutnya adalah kisah tentang musuh-musuh para rasul secara umum yang melampaui batas lagi sombong disebabkan harta yang dimilikinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيْرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوْهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُوْنَ. وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالاً وَأَوْلاَدًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِيْنَ

“Dan Kami tidaklah mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun (Rasul) melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami mengingkari segala apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya’. Mereka juga berkata: ‘Kami mempunyai harta dan anak yang lebih banyak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab’.” (Saba’: 34-37)
Kisah berikutnya adalah tentang para pembesar Bani Israil yang memprotes Nabi mereka atas diangkatnya Thalut sebagai raja mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengangkat Thalut menjadi raja kalian’. Mereka menjawab: ‘Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun bukan orang yang kaya?’ (Nabi mereka) berkata: ‘Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi raja kalian dan menganugerahinya ilmu yang luas serta tubuh yang perkasa.’ Allah memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 247)
Para pembaca, demikianlah beberapa fenomena mengerikan tentang harta dan perannya yang amat besar dalam mengantarkan anak manusia kepada kesombongan. Akibatnya, kebenaran dengan ‘enteng’ ditolaknya dan orang-orang mulia pun direndahkannya. Padahal seluruh harta dan kekayaan yang dimilikinya itu tidak dapat menyelamatkannya dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala. Masih ingatkah dengan kisah Qarun, yang harta dan seluruh kekayaannya tidak mampu menyelamatkannya dari azab Allah Subhanahu wa Ta'ala? Bahkan ia dan seluruh kekayaannya dibenamkan ke dalam bumi?!
Hal senada telah Allah Subhanahu wa Ta'ala firmankan perihal Abu Lahab, paman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang kafir lagi sombong:

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ. مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa. Tidaklah berfaedah baginya harta bendanya dan segala apa yang ia usahakan (dari azab Allah).” (Al-Masad: 1-2)
Maka dari itu, tidaklah pantas bagi seorang muslim yang diberi karunia harta oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk berbangga diri (sombong) dengan hartanya. Bukankah harta itu merupakan titipan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ

“Kemudian kalian pasti akan ditanya pada hari itu (hari kiamat) tentang kenikmatan (yang kamu bermegah-megahan dengannya).” (At-Takatsur: 8)

Refleksi tentang Pendapatan Ekonomi dan Penyalurannya
Sekedar potret betapa fitnah harta telah mencengkram dengan kuat umat manusia di jaman ini, adalah bersarangnya slogan hidup ‘time is money’ (waktu adalah uang) pada otak kebanyakan orang, termasuk umat Islam. Waktu pun dihabiskan untuk mengais harta sehingga tak ada waktu untuk keluarga, interaksi sosial, apalagi mengkaji ilmu agama. Ini diperparah dengan munculnya argumentasi dangkal; ‘mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal’. Padahal semua harta yang dimiliki ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat; Dari manakah harta itu diperoleh dan untuk apakah harta itu disalurkan?
Fenomena di atas akan kian nyata bila mencermati berbagai sarana untuk mendapatkan sumber ekonomi yang tak lagi memperhatikan norma-norma syariat, halal ataupun haram. Praktik riba merajalela, mulai dari sistem yang paling sederhana hingga yang tercanggih sekalipun. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ. يَمْحَقُ اللهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيْمٍ. إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ. فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوْسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُوْنَ وَلاَ تُظْلَمُوْنَ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri (ketika dibangkitkan dari kuburnya, pen.) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, disebabkan mereka (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Allah, lalu berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), maka urusannya (terserah) Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni An-Naar; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah. Dan Allah tidak menyukai orang yang tetap di atas kekafiran dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, merekalah orang-orang yang mendapat pahala di sisi Rabb mereka. Tiada kekhawatiran pada diri mereka dan tiada (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian benar-benar orang yang beriman. Jika kalian masih keberatan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagi kalian pokok (modal) harta; kalian tidaklah menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Al-Baqarah: 275-279)
Persaingan usaha pun makin tak sehat. Jegal sana jegal sini, suap sana suap sini, hingga nyawa siap menjadi taruhannya. Tak mengherankan bila kehidupan bisnis dan industri saat ini banyak diwarnai kasus-kasus kelabu yang tidak selaras dengan fitrah suci dan norma-norma agama yang murni. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku di atas asas saling meridhai di antara kalian.” (An-Nisa`: 29)
Praktik penipuan kerap kali dilakukan dengan cara-cara sistematis. Bahkan untuk meraup harta orang lain pun tak jarang ditempuh jalur hukum, dalam kondisi pelakunya sadar bahwa ia sedang berbuat aniaya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيْقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِاْلإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

“Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kalian dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kalian mengetahui.” (Al-Baqarah: 188)
Perjudian dengan beragam jenisnya, menjadi jalan pintas yang paling digemari dalam meraup ‘pendapatan’. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengingatkan para hamba-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَاْلأَنْصَابُ وَاْلأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. إِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan shalat; maka berhentilah kalian (dari perbuatan itu).” (Al-Maidah: 90-91)
Kasus-kasus pencurian, perampokan, hingga korupsi tak kalah banyaknya. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berwasiat kepada sekalian umat manusia:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي اْلأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّبًا وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِيْنٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan; karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (Al-Baqarah: 168)
Sementara itu jika kita mencermati keadaan orang-orang yang diberi karunia harta oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka beragam pula modelnya. Ada yang menghambur-hamburkan hartanya dengan boros (di jalan yang tidak jelas), dan ada pula yang bakhil. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا. إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا. وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَهُمْ قَوْلاً مَيْسُوْرًا. وَلاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلاَ تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَحْسُوْرًا

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Rabbnya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Rabbmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka perkataan yang pantas. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (bakhil, pen.) dan jangan pula kamu terlalu mengulurkannya sehingga kamu termasuk orang yang tercela lagi menyesal.” (Al-Isra`: 26-29)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman tatkala mengisahkan ucapan (nasihat) kaum Nabi Musa terhadap Qarun:

وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْْْلآخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَتَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah pada apa yang telah Allah karuniakan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash: 77)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Pergunakanlah apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala telah karuniakan kepadamu dari harta yang banyak dan nikmat yang tak terhingga itu, untuk ketaatan kepada Rabbmu dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan beragam amal shalih, yang diharapkan dengannya mendapatkan pahala baik di dunia dan di akhirat. (Janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, pen.) yang Allah Subhanahu wa Ta'ala halalkan bagimu berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan menikahi wanita. Merupakan suatu keharusan bagimu untuk menunaikan hak Rabbmu, hak dirimu, keluargamu, dan orang-orang yang mengunjungimu. Tunaikanlah haknya masing-masing. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Janganlah kamu berambisi dengan kekayaan yang ada untuk berbuat kerusakan di (muka) bumi dan kejahatan kepada sesama. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Tafsir Ibnu Katsir juz 3, hal. 385)
Maka dari itu, bila anda termasuk orang yang mendapatkan karunia harta dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, jadikanlah harta anda sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tunaikanlah segala hak yang berkaitan dengan harta anda. Keluarkanlah zakat, bershadaqahlah kepada fakir miskin, santunilah anak yatim, bantulah orang-orang yang sedang kesusahan/ ditimpa musibah, dan lain sebagainya. Jangan sampai harta yang anda miliki menjadi penghalang dari jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sebagai penyebab untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Jauhkanlah diri anda dari perbuatan menghambur-hamburkan harta dengan jalan pemborosan, sebagaimana pula harus menjauhkan diri dari sifat bakhil.

Penutup
Demikianlah gambaran harta yang senantiasa mengitari hidup manusia. Tentunya kita semua berharap agar termasuk hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala yang istiqamah di atas jalan-Nya. Dengan tidak buta mata (menempuh cara-cara yang haram) ketika diuji dengan keterbatasan rizki dan tidak lalai (untuk menunaikan hak) ketika dikaruniai keluasan rizki. Terlebih di masa sekarang ini yang banyak dipenuhi serpihan fitnah syahwat dan fitnah syubhat.
“Ya Allah…janganlah Engkau jadikan harta (dunia) ini sebagai sesuatu yang segala-galanya dalam kehidupan kami, dan jangan pula Engkau jadikan ia sebagai puncak tujuan dari ilmu yang kami miliki.”
Amiin ya Rabbal ‘Alamin….

Sumber : www.asysyariah.com
Read More..

Penyumbat Saluran Rezeki

Allah SWT menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, rezeki kita yang sudah Allah jamin pemenuhannya. Yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya. Yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya. Rezeki di sini tentu bukan sekadar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.

Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. “Kok rezeki saya seret banget, padahal sudah mati-matian mencarinya?” “Mengapa ya saya gagal terus dalam bisnis?” “Mengapa hati saya tidak pernah tenang?” Ada banyak penyebab, mungkin cara mencarinya yang kurang profesional, kurang serius mengusahakannya, atau ada kondisi yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla “menahan” rezeki yang bersangkutan. Poin terakhir inilah yang akan kita bahas. Mengapa aliran rezeki kita tersumbat? Apa saja penyebabnya?

Saudaraku, Allah adalah Dzat Pembagi Rezeki. Tidak ada setetes pun air yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin-Nya. Karena itu, jika Allah SWT sampai menahan rezeki kita, pasti ada prosedur yang salah yang kita lakukan. Setidaknya ada lima hal yang menghalangi aliran rezeki.

Pertama, lepasnya ketawakalan dari hati. Dengan kata lain, kita berharap dan menggantungkan diri kepada selain Allah. Kita berusaha, namun usaha yang kita lakukan tidak dikaitkan dengan-Nya. Padahal Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Ketika seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah, maka keburukan-lah yang akan ia terima. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Demikian janji Allah dalam QS Ath Thalaaq [63] ayat 3.

Kedua, dosa dan maksiat yang kita lakukan. Dosa adalah penghalang datangnya rezeki. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad). Saudaraku, bila dosa menyumbat aliran rezeki, maka tobat akan membukanya. Andai kita simak, doa minta hujan isinya adalah permintaan tobat, doa Nabi Yunus saat berada dalam perut ikan adalah permintaan tobat, demikian pula doa memohon anak dan Lailatul Qadar adalah tobat. Karena itu, bila rezeki terasa seret, perbanyaklah tobat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita.

Ketiga, maksiat saat mencari nafkah. Apakah pekerjaan kita dihalalkan agama? Jika memang halal, apakah benar dalam mencari dan menjalaninya? Tanyakan selalu hal ini. Kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark up, dsb akan membaut rezeki kita tidak berkah. Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang. Apa ciri rezeki yang tidak berkah? Mudah menguap untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah serta membawa penyakit. Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertobat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Keempat, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah. Bertanyalah, apakah aktivitas kita selama ini membuat hubungan kita dengan Allah makin menjauh? Terlalu sibuk bekerja sehingga lupa shalat (atau minimal jadi telat), lupa membaca Alquran, lupa mendidik keluarga, adalah sinyal-sinyal pekerjaan kita tidak berkah. Jika sudah demikian, jangan heran bila rezeki kita akan tersumbat. Idealnya, semua pekerjaan harus membuat kita semakin dekat dengan Allah. sibuk boleh, namun jangan sampai hak-hak Allah kita abaikan. Saudaraku, bencana sesungguhnya bukanlah bencana alam yang menimpa orang lain. Bencana sesungguhnya adalah saat kita semakin jauh dari Allah.

Kelima, enggan bersedekah. Siapapun yang pelit, niscaya hidupnya akan sempit, rezekinya mampet. Sebaliknya, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat (QS Al Baqarah [2]: 261). Tidakkah kita tertarik dengan janji Allah ini? Maka pastikan, tiada hari tanpa sedekah, tiada hari tanpa kebaikan. Insya Allah, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu rezeki-Nya untuk kita. Amin. ( KH Abdullah Gymnastiar )

sumber : mualaf.com
Read More..

Allah Maha menjamin Rezeki

Allah, Zat yang Mahapeka terhadap segala kebutuhan, lintasan hati, harapan, dan keinginan hamba-hamba-Nya. Tidak ada yang luput dalam perhitungan Allah. Pasti, Allah telah mengetahui semuanya. Hanya kepada Allahlah bertumpu segala harapan, tempat bagi kita untuk menyempurnakan segala nikmat, menghapuskan seluruh dosa, dan menyembunyikan setiap aib.

Saudaraku, coba kita pikirkan dan merenung; hanya Allahlah, satu-satunya Zat yang menciptakan lambung. Maka itu, Allah sangat mengetahui kebutuhan lambung kita; kapan lapar (membutuhkan makanan). Dialah Allah yang menciptakan rasa lelah, sehingga kita harus istirahat. Maka itu, Allah menganugerahkan rasa kantuk kepada kita. Subhanallah.

Dialah Allah yang menciptakan tubuh kita mengeluarkan keringat dan bau-bauan, sehingga kita membutuhkan mandi. Ini berarti, kita membutuhkan rezeki air. Rasanya, kalau kita tidak berkeringat dan bersih terus, kita tidak akan butuh air untuk mandi.

Dialah Allah yang menciptakan suhu yang dingin sehingga kita membutuhkan rezeki berupa baju penghangat. Dialah Allah yang menciptakan hujan deras dan teriknya matahari sehingga kita membutuhkan rezeki berupa rumah untuk berteduh. Di dalam rumah kita bisa aman dari terpaan panas dan cengkeraman dingin.

Renungkanlah, hanya Allah yang menciptakan manusia dan paling mengetahui semua kebutuhan kita. Oleh sebab itu pula, hanya Allahlah satu-satunya Zat yang mampu mencukupi kebutuhan kita, karena Dialah yang tahu persis semua kebutuhan itu, lebih dari kita sendiri. Hanya Allah jugalah yang membuka segala jalan hingga rezeki itu sampai kepada kita.

Sedangkan rezeki yang lebih mahal dari semua itu adalah rezeki berupa "makanan" untuk rohani kita. Tidak cukup kita punya sandang, pangan, dan papan kalau hati kita tidak tenteram. Tidak cukup kita punya rumah mewah kalau hati ini tidak tenang. Kita butuh rezeki untuk kalbu kita. Kita butuh karunia Allah yang membuat kita bisa menikmati episode apa pun yang terjadi dalam hidup ini. Kita butuh hidayah dan petunjuk jalan, agar jelas tujuan hidup ini.

Pernahkan terpikir oleh kita, jangan-jangan, kita melangkah setiap hari, tetapi tidak tahu tujuan hidup kita. Sungguh disayangkan. Kita telah hidup sekian lama, akan tetapi kita tidak mengerti apa yang kita jalani selama ini. Lucu, bukan?

Oleh sebab itu, kita butuh pembeda (furqan), antara hak dan batil. Kita butuh taufik yang membuat kita bersemangat dalam beribadah, dan ikhlas dalam beramal. Kita butuh hikmah sehingga tersingkap rahasia di balik setiap kejadian yang ada. Kita butuh ketenteraman dari hiruk-pikuk, dari terjadi atau tidak terjadi, atau dari ada dan tiada. Kita butuh rezeki untuk memahami aneka kejadian yang terjadi. Apakah itu? Rezeki berupa mantapnya keyakinan kepada Allah, supaya kita sadar bahwa semua ini milik Allah, bukan milik kita.

Sungguh, kita butuh rezeki berupa keyakinan seperti ini. Mengapa? Kalau kita sudah merasa dunia ini milik kita, kita akan banyak takut kehilangan. Kalau kita merasa dunia ini milik seseorang, kita jadi takut tidak kebagian. Kita butuh keyakinan bahwa segalanya milik Allah.

Semua ini lebih tinggi dari rezeki lahiriah. Apa artinya makanan enak kalau hati enek (mual)? Apa artinya memiliki rumah yang luas, tapi hatinya sempit? Apa artinya diberi uang yang banyak tapi kalbunya miskin? Apa artinya diberi penampilan yang indah tapi hatinya busuk? Kita membutuhkan kedua-duanya. Lalu, siapa yang mampu memenuhi semua kebutuhan kita ini, selain Allah? Tidak ada, bukan?

Anehnya, saat masyarakat kita masih banyak berada di bawah garis kemiskinan, orang lebih sibuk menjadi pelit, dan sulit bersedekah. Padahal, sungguh Allah akan membagikan rezeki kepada siapa pun yang Dia kehendaki, tanpa batas. Artinya, kalau kita butuh rezeki, mintalah kepada Allah. Lihatlah bayi, ketika rasa lapar menghampirinya, ia menangis, dan mendapat rezeki berupa air susu ibu (ASI).

Lain halnya ketika ia beranjak besar dan menjadi anak-anak, "Mama, lapar!."

"Ambil sendiri!" kata Ibunya.

Lho, kok sekarang tidak mempan lagi dengan rengekan, dan tangisan lagi seperti dulu? Mengapa? Allah sudah memberinya ilmu, usia, kekuatan, dan pengalaman supaya dia bertemu dengan jatah rezekinya. Pasti, semua makhluk yang Allah ciptakan sudah memiliki rezeki masing-masing.

Ah, Sahabat! Lihat saja rezeki seekor anak burung elang. Pagi-pagi, ibunya terbang mencari makanan untuk dia dan anak-anaknya. Dengan ketajaman sorot matanya, sebentar saja terbang, sekelebat kemudian menukik, ia menyergap seekor ulat di dahan pohon. Kemudian, ia kembali terbang menuju sarang, menemui anaknya yang memang belum bisa terbang. Maka, bertemulah si anak elang ini dengan rezekinya berupa seekor ulat.

Contoh lainnya, jika kita mengamati rezeki semut. Silakan sembunyikan sepotong kue di dalam laci terkunci, yang tidak diketahui oleh ayah, ibu, dan adik. Jangan kaget kalau tiba-tiba semut mengerumuni kue itu. Mengapa semut bisa tahu letak kue itu? Allahlah yang memberi tahu, melalui syaraf penciumannya yang memang begitu tajam.

Dikisahkan, pada suatu ketika ada seorang ulama yang ingin membuktikan, "Benar tidak sih Allah itu Maha Menjamin Rezeki dan Maha Mencukupi segala kebutuhan?"

"Ya Allah bukan diri ini tidak yakin kepada-Mu, tapi ya Allah saya ingin tahu bagaimana Engkau menjamin rezeki hamba-hamba-Nya. Saya yakin kepadamu, tapi kalau Engkau tunjukkan jaminan-Mu, saya akan lebih yakin lagi kepada-Mu. Sungguh, saya tidak niat meragukan-Mu. Saya akan pergi ke hutan, dan saya ingin membuktikan apakah Engkau masih menjamin rezeki saya di belantara hutan sana," gumamnya di dalam hati.

Dia lalu berjalan menyusuri belantara hutan, ketika telah ada di tengah hutan, ia merasa haus dan perutnya terasa lapar. Ia lalu menahannya. Tidak dikira, jauh di rerimbunan pohon dan semak-semak, terlihat ada sekelompok pendaki gunung yang kalau tidak menghindar, pasti berpapasan dengannya. Bersembunyilah ia ke semak-semak. Baru saja masuk semak-semak, hujan turun dengan derasnya sehingga memaksanya untuk masuk lari ke gua yang tepat ada di bawah tebing, di samping tempat persembunyiannya. Larilah si ulama ini ke sana. Ternyata para pendaki pun berlari mencari perlindungannya ke gua yang sama.

"Wah, gawat nih, kalau begini harus pura-pura pingsan," bisik si ulama.

Maka, pura-pura pingsanlah si ulama itu.

"Wah ada orang pingsan, nih." Para pendaki yang menemukan si ulama yang sedang pingsan di gua sangat kaget, dengan sigap mereka siap-siap memberikan pertolongan.

"Jangan-jangan dia kelaparan, coba periksa mulut dan perutnya".

"Kalau begitu, saya akan menutup mulut," bisiknya dalam hati. Maka, dengan sekuat tenaga si ulama ini berusaha mengatupkan mulutnya.

"Iya nih, mulutnya sampai susah dibuka, mari kita coba buka paksa. Siapkan air dan makanan untuknya," kata para pendaki itu. Maka, dipaksalah si ulama itu untuk bisa minum beberapa teguk air dan mengunyah beberapa potong roti. Allahu Akbar. Sungguh, terlalu bodoh kalau kita ini tidak yakin dengan jaminan Allah.

Nah, sahabat. Adapun jika ingin terjamin rezeki, Allah telah menjanjikannya. "Wamayyatawakkallah fahua hasbu". [Q.S. At Thalaq (65):3].
Barang siapa yang hatinya bulat, tanpa celah, tanpa ada retak, tanpa ada lubang sedikit pun. Bulat, total, penuh, hatinya hanya kepada Allah, akan dicukupi segala kebutuhannya. Subhanallah. Maka, beruntunglah bagi siapa pun yang bersungguh-sungguh dan tujuan hidupnya hanya kepada Allah. Hanya Allahlah tujuan dari segalanya. Hanya Allahlah penjamin rezeki setiap hamba-Nya.

Sumber : Mualaf.com
Read More..

Sifat Syurga dan Penduduknya

Syurga adalah tempat istirahat yang sebenarnya. Satu tempat istimewa yang disediakan oleh Allah s.w.t. kepada hamba-hamba-Nya yang telah mengabdikan diri mereka sepenuhnya ketika didunia. Banyak dalam ayat-ayat al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi s.a.w. yang menceritakan tentang nikmat dan gambaran tempat tinggal di Syurga Allah s.w.t.

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Ya Rasulullah dari apakah dibuat Syurga itu?".
Jawab baginda : "Dari air."
Kami bertanya : "Beritakan tentang bangunan Syurga?"
Jawab baginda : "Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan yakud, siapa yang masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati, tidak lapuk pakaiannya, tidak berubah mukanya."

Dalam hadis yang lain, Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud :
"Sesungguhnya didalam Syurga ada pohon besar sehingga seorang yang berkenderaan dapat berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya, bacalah : Wa dhillin mamdud (dan naungan yang memanjang terus).

Dan di dalam Syurga kesenangannya yang tidak pernah dilihat mata atau di dengar telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati (perasaan) manusia.

Bacalah kamu : Fala ta'lamu nafsun maa ukh fia lahum min qurrati a'yunin jazza'an bima kanu ya'malun (Maka tidak seorang pun yang mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dan kesenangan yang memuaskan hari sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan).


Dan tempat kembali di dalam Syurga lebih baik dari dunia seisinya. Bacalah ayat : Faman zuhziha aninnari wa udkhillal jannata faqad faza (Maka siapa dijauhkan dari api dan dimasukkan dalam Syurga berarti telah untung)."

(Hadis Riwayat Abul-Laits dari Abu Hurairah r.a.)

Kenikmatan yang paling tinggi sekali dan tidak ada nikmat yang lain dapat mengatasinya adalah apabila Allah s.w.t. mengizinkan ahli Syurga melihat zat Allah s.w.t.

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud :
"Apabila ahli Syurga telah masuk ke Syurga, dan ahli Neraka telah masuk ke Neraka, maka ada seruan : 'Hai ahli Syurga Allah akan menepati janji-Nya kepada kamu.'
Mereka berkata : 'Apakah itu, tidakkah telah memberatkan timbangan amal kami, dan memutihkan wajah kami, dan memasukkan kami ke dalam Syurga, dan menghindarkan kami dari Neraka. Maka Allah membukakan bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihat-Nya, demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat zat Allah."
(Hadis Riwayat Abul-Laits daripada Shuhaib r.a.)

Dari Al'amasy dari Abu Salih dari Abu Hurairah r.a. bersabda Nabi s.a.w yang bermaksud :
"Rombongan pertama akan masuk Syurga dari umatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang amat terang di langit, kemudian sesudah itu menurut tingkatnya masing-masing, mereka tidak kencing dan buang air, tidak berludah dan tidak ingus, sisir rambut mereka dari emas, dari ukup-ukup mereka dari kayu gahru yang harum, dan peluh mereka kasturi dan bentuk mereka seperti seorang yang tinggi bagaikan Adam a.s. enam puluh hasta."

Ibn Abbas berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : "Sesungguhnya ahli Syurga itu muda semuanya, polos , halus, tidak ada rambut kecuali di kepala, alis dan di kelopak mata, sedang janggut, misai, ketiak dan kemaluan polos tidak ada rambut, tinggi mereka setinggi Nabi Adam a.s. enam puluh hasta, usianya bagaikan Nabi Isa 33 tahun, putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan, maka datang burung dan berkata :' Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil, dan makan dari kebun Syurga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan yang sebelahnya gorengan, dan dimakan oleh orang itu sekuatnya.'

Dan tiap wali mendapat tujuh puluh perhiasan, tiap perhiasan berbeza warna dengan yang lain, sedang di jari-jarinya ada sepuluh cincin, terukir pada yang :
Pertama : Selamat sejahtera kamu kerana kesabaranmu.
Kedua : Masuklah ke Syurga dengan selamat dan aman.
Ketiga : Itulah Syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu.
Keempat : Telah dihindarkan dari kamu semua risau dan dukacita.
Kelima : Kami memberimu pakaian dan perhiasan.
Keenam : Kami kawinkan kamu dengan bidadari.
Ketujuh : Untukmu dalam Syurga segala keinginan dan menyenangkan pandangan matamu.
Kelapan : Kamu telah berkumpul dengan para Nabi dan siddiqin.
Kesembilan : Kamu menjadi muda dan tidak tua selamanya.
Kesepuluh : Kamu tinggal dengan tetanga yang tidak mengganggu tetanggnya."


Anas bin Malik r.a berkata : Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Di dalam Syurga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang berkumpul membicarakan keadaan ketika di dunia, dan cara beribadat bagaimana keadaan antara si fakir dengan yang kaya, dan bagaimana keadaan sesudah mati dan lama binasa dalam kubur sehingga sampai di Syurga."

Sahabat yang dihormati,
Sebelum memasuki ke Syurga setiap manusia akan melalui siratul mustaqim, melainkan para syuhada yang memasuki Syurga tanpa hisab dan tidak perlu meniti siratul mustaqim.

Abul-Laits meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Manusia semua akan berdiri di dekat Neraka kemudian mereka menyeberang di atas sirat (jambatan) di atas Neraka, masing-masing menurut amal perbuatannya, ada yang menyeberang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin kencang dan yang bagaikan kuda yang cepat larinya, dan seperti lari orang, dan ada yang bagaikan terbang burung, dan ada yang seperti unta yang cepat dan yang akhir berjalan di atas kedua ibu jari kakinya, kemudian tersungkur dalam Neraka, dan sirat itu licin, halus, tipis, tajam semacam pedang, berduri sedang di kanan-kiri Malaikat yang membawa bantolan untuk membantol (menyeret) orang-orang, maka ada yang selamat, ada yang luka-luka tetapi masih selamat dan ada yang langsung tersungkur ke dalam api Neraka, sedang para Malaikat itu sama-sama berdo'a Robbi sallim sallim (Ya Tuhan selamatkan, selamatkan) dan ada orang yang berjalan sebagai orang terakhir masuk ke Syurga maka ketika ia selamat dari sirat terbuka baginya pintu Syurga dan merasa tidak ada tempat baginya di Syurga, sehingga ia berdo'a : 'Ya Tuhan tempatkan saya di sini.'

Jawab Tuhan : 'Kemungkinan jika Aku beri padamu tempat itu lalu minta yang lainnya?.'

Jawabnya :' Tidak, demi kemuliaan-Mu. Maka ditempatkan di situ', kemudian diperlihatkan kepadanya tempat yang lebih baik, sehingga ia merasa kerendahan tempat yang diberikan padanya lalu ia berkata : 'Ya Tuhan tempatkanlah aku di situ.'

Di jawab oleh Tuhan : 'Kemungkinan jika Aku berikan kepadamu, kau minta yang lainnya?'

Jawabnya :' Tidak demi kemuliaan-Mu', kemudian diperlihatkan kepadanya Syurga yang lebih baik, sehingga ia merasa bahawa tempatnya itu masih rendah, tetapi ia diam tidak berani minta beberapa lama, sehingga ditanya :' Apakah kau tidak minta?'

Jawabnya : 'Saya sudah minta sehingga merasa malu.'

Maka firman Allah yang bermaksud : 'Untukmu sebesar dunia sepuluh kali, maka inilah yang terendah tempat di Syurga."

Abdullah bin Mas'ud berkata : " Nabi s.a.w jika menceritakan ini maka tertawa sehingga terlihat gigi gerahamnya."


Di dalam hadis yang lain menceritakan bahawa di antara wanita-wanita di dunia ini ada yang kecantikannya melebihi bidadari kerana perbuatannya ketika di dunia.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
"Kami cipta mereka baru, dan kami jadikan mereka tetap gadis, yang sangat kasih dan cinta, juga tetap sebaya umurnya, untuk orang-orang ahlil yamin"

Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Zaid bin Arqam r.a. berkata : Seorang ahlil kitab datang kepada Nabi s.a.w dan bertanya : "Ya Abal-Qasim apakah kau nyatakan bahawa orang Syurga itu makan dan minum?"
Jawab Nabi s.a.w : "Ya, demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, seorang ahli Syurga diberi kekuatan seratus orang dalam makan, minum dan jima' (bersetubuh)"
Ia berkata :'"Sedang orang yang makan, minum ia lazimnya berhajat, sedang Syurga itu bersih tidak ada kotoran?'"
Jawab Nabi s.a.w. : "Hajat seseorang itu berupa peluh yang berbau harum bagaikan kasturi."

Sahabat yang dimuliakan,
Abul-Laits berkata sesiapa yang ingin mendapat kehormatan itu hendaklah menepati lima perkara :
1.Manahan dari maksiat, firman Allah s.w.t. yang bermaksud : "Dan menahan nafsu dari maksiat maka Syurga tempatnya."
2.Rela dengan pemberian yang sederhana sebab dalam hadis yang bermaksud : "Harga Syurga itu ialah tidak rakus pada dunia."
3.Rajin pada tiap taat dan semua amal kebaikan, sebab kemungkinan amal itulah yang menyebabkan pengampunan dan masuk Syurga. Allah berfirman yang bermaksud ; "Itu Syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu."
4.Cinta pada orang-orang soleh dan bergaul pada mereka sebab mereka diharapkan syafa'atnya sebagaimana dalam hadis yang bermaksud : "Perbanyaklah kawan, kerana tiap kawan itu ada syafa'atnya pada hari Qiyamat."
5.Memperbanyakkan do'a dan meminta masuk Syurga dan hasnul khotimah.

Anas bin Malik r.a berkata : Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud :
"Siapa yang meminta kepada Allah Syurga sampai tiga kali, maka Syurga berdo'a : 'Ya Allah, masukkan ia ke Syurga, dan siapa berlindung kepada Allah dari Neraka tiga kali, maka Neraka berdo'a ; 'Ya Allah hindarkan ia dari Neraka."

Ahli-ahli Syurga sentiasa sibuk berziarah di antara satu sama lain. Dikumpulkan semua ahli keluarga dari ayah, datok seterusnya keturunan di atas hingga ke datok kita pertama Nabi Adam a.s. Begitu juga dipertemukan anak, cucu, cicit dan serterusnya keturunan kita dibawah hingga kehari Qiyamat. Kalau kita di dunia hanya bertemu kaum keluarga yang terdekat sahaja tetapi di Syurga kita dapat bertemu semua ahli keluarga dan keturunan kita tanpa hadnya dan amat seronok dapat berbincang dan manceritakan amalan masing-masing hingga menyebabkan berhasil dapat memasuki Syurga.

Di Syurga juga kita dipertemukan dengan sahabat-sahabat, saudara seperjuangan dalam dakwah, rakan-rakan, jiran tetangga dan orang-orang soleh yang lain. Yang amat mengembirakan sekali kita dapat bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w dan sahabat-sahabat baginda. Bahasa yang di gunakan di Syurga adalah bahasa Arab, walaupun di dunia kita tak tahu bahasa Arab tetapi secara otomatik kita akan fasih berbahasa Arab kerana setiap hari kita solat menggunakan bahasa Arab. Sesiapa di dunia tidak pernah solat (dalam solat kita gunakan bahasa Arab) maka dia tidak akan memasuki Syurga.

Di Syurga kita diberikan kebenaran untuk berkomunikasi denga ahli Neraka, dan mereka melahirkan penyesalan kerana semasa di dunia mereka tidak mahu mendengar ajakan untuk beriman kepada Allah s.w.t. dan mentaati Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w.

Syurga mempunyai 7 tingkat. Tingkat yang paling tinggi adalah Syurga Firdaus. Nabi s.a.w ada menyatakan bahawa kalau kita berdo'a mintalah pada Allah s.w.t. Syurga yang paling tinggi iaitu Syurga Firdaus. Di tingkat mana di dalam Syurga seseorang hamba itu di tempatkan adalah bergantung pada amalan masing-masing, semakin banyak amalan kebaikannya maka semakin tinggi tempat duduknya di Syurga. Penghuni Syrga juga menyesal kerana amalannya di dunia menyebabkan ia tidak dapat menduduki Syurga yang lebih tinggi. Dan jika diberi peluang ia sanggup balik semula ke dunia untuk membuat amalan soleh dan amal ibadah yang lebih banyak dan berkualiti supaya dapat memasuki Syurga yang paling tinggi sekali.

Di Syurga juga terdapat sungai susu, sungai arak dan sungai madu. Kenderaan yang di gunakan bergantong kepada keinginan masing-masing. Apabila masuk sahaja ke dalam Syurga, maka Allah s.w.t. sediakan kuda dari permata dan mempunyai dua sayap yang boleh terbang dan bergerak kemana sahaja mengikut arahan penghuni Syurga tersebut.

Makanan yang menjadi hidangan pertama kali penghuni Syurga :
Diriwayatkan dari Rasulullah s.a.w. bahawa baginda ditanya,"Makanan apakah yang menjadi hidangan pertama kali penghuni Syurga?" Baginda menjawab, "Hati ikan." Ditanya kembali. "Kemudian apa lagi setelah itu?" Baginda menjawab,"Bagi mereka disembelihkan sapi Syurga yang biasa makan di tepian Syurga." Kemudian baginda ditanya lagi, "Apakah minuman mereka?" Maka, baginda menjawab, "Dari mata air Syurga yang bernama Salsabila."
(Hadis Riwayat Muslim).

Mata air yang mengalir di Syurga :
Rasulullah s.a.w. ditanya, seperti apakah mata air yang mengalir di Syurga? Maka, baginda menjawab," Mata air dari madu yang murni, sungai-sungai dari khamar (arak) yang tidak menyebabkan mabuk dan penyesalan, sungai-sunagai dari susu yang tidak berubah rasanya, air jernih yang belum berubah dan buah-buahan. Demi Allah, kalian tidak pernah melihat kenikmatan ini di dunia dan tidak ada sedikitpun yang serupa dengannya."
(Hadis Riwayat Ahmad).

Isteri-isteri di Syurga :
"Adakah kita akan mempunyai isteri di Syurga?" Maka, baginda menjawab, " Orang-orang yang soleh akan dinikahkan dengan wanita-wanita yang solehah. Kalian akan merasakan kenikmatan sebagaimana isteri-isteri kalian juga akan merasakan kenikmatan waktu di dunia. Perbedaannya, hubungan intim di Syurga tidak menyebabkan kehamilan."
(Hadis Riwayat Ahmad)


Penghuni Syurga saling menikah :
"Apakah penghuni Syurga saling menikah?" Maka, baginda menjawab, "Nafsu syahwat mereka tidak pernah putus dan kemaluan mereka tidak pernah lemas serta dorongan seksual mereka sangat kuat sekali."

Hubungan dengan isteri :
"Apakah penghuni Syurga juga berhubungan badan dengan isteri-isteri mereka?" Maka, baginda menjawab, " Sangat kuat dorongan seksualnya, tetapi mereka tidak mengeluarkan mani dan juga isterinya."

Penghuni Syurga tidak tidur.
"Apakah penghuni Syurga itu tidur?" Maka, baginda menjawab, "Tidur itu berarti mati, penghuni Syurga tidak pernah tidur,"

Marilah sama-sama kita berdo'a kepada Allah s.w.t. semoga Allah s.w.t. dengan rahmat dan kasih sayang-Nya mengizinkan kita agar dapat memasuki Syurga-Nya yang penuh kenikmatan dan di jauhkan kita daripada Neraka.

Semoga bermanfaat.

sumber:Catatan Akhi Abu Basyer
Read More..

Syurga Wanita dimana ?

Rumah adalah pusat kegiatan para wanita. Rumah adalah Syurga dan medan jihad serta gelanggang bagi kaum wanita menumpukan masa bagi menyelesaikan tugas dan tanggungjawab mereka yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul.

Berbeza dengan kaum lelaki, gelanggang perjuangan mereka adalah diluar . Segala pahala mereka ada diluar rumah. Tetapi sebaliknya bagi kaum wanita mereka dengan mudah sahaja memperolehi pahala di dalam rumah dan di sekitar perkarangan rumah mereka sendiri.

Apabila seorang wanita telah menikah, ia tidak diwajibkan untuk bekerja dan menafkahi keluarga karena tugas untuk memberi nafkah adalah tugas dan tanggungjawab suami, tetapi sekiranya ia ridha untuk membantu suami dalam mencari tambahanan rezeki untuk keluarga tidaklah dilarang. Tetapi perlu diingatkan bahwa tugas asasi wanita adalah mentaati suami dan mendidik anak-anak tugas ini adalah tugas yang lebih utama daripada tugas yang lain.

Berdasarkan hadist dari Nabi s.a.w menyatakan bahwa keutamaan dan pahala kepada wanita yang bersembahyang di dalam bilik dan di dalam rumah melebihi daripada Masjid Nabawi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sholat di Masjid Nabawi pahalanya amat besar sehingga tidak terkira jumlahnya daripada bersembahyang di masjid-masjid lain di dunia ini.

Selain daripada itu banyak lagi keterangan tentang kelebihan dan keutamaan pahala terhadap kaum wanita yang melakukan tugas mereka yang tugas itu amat berkait dengan tugas sebagai isteri dan ibu.

Sohibah yang dihormati,
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud : "Apabila seorang wanita (isteri) itu telah melakukan sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga maruahnya dan mentaati perintah suaminya, maka ia dijemput di akhir supaya masuk Syurga mengikut pintunya mana yang ia suka (mengikut pilihannya)."

Dalam hadis yang lain Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud : "Mana-mana wanita yang melayani suaminya, meminyak rambut suaminya, menyikat janggutnya, mengunting misainya, mengerat kukunya, maka ia di akhirat ia diberi minum oleh Allah daripada air Syurga dan ia diringankan siksaan ketika sakaratulmaut (dekat hendak mati), di dalam kubur ia perolehi taman-taman seperti taman Syurga dan namanya tercatit sebagai orang yang lepas daripada siksaan Neraka dan selamat melintasi Titian Sirat tanpa menempuh kesusahan."

Saydatina Aisyah berkata, jika para wanita tahu akan betapa besarnya pahala memenuhi (melayan) hak suami, niscaya mereka sanggup mencuci debu-debu ditapak kaki suami mereka dengan muka mereka sendiri.

Tersebut di dalam kitab 'Uqud Al-Lujain' melarang wanita yang hendak ikut sama mengiringi mayat karena keinginan mendapat pahala, Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud : "Baiklah kamu tidak ziarah dan mengiringi mayat karena ia tidak ada pahala bagimu, lebih baik kamu tinggal di rumah dan berkhidmat kepada suami kamu, niscaya kamu akan mendapat pahala sama dengan pahala ibadah-ibadah orang lelaki."

Sohibah,
Seorang ibu yang tahu akan kelebihan ganjaran pahala mengandung, melahirkan anak serta menyusui dan mengurus anak yang akan dibalasi oleh Allah di akhirat kelak nescaya ia tidak mau mengalihkan kepada kerja lain, kecuali kepada perkara-perkara yang boleh menguntungkannya di akhirat.

Dalam sebuah hadis dari Nabi s.a.w yang bermaksud ; "Seorang wanita yang ridha mengandung bayi hasil perhubungan dengan suaminya yang sah dan suaminya ridha pula kepadanya, maka Allah akan memberi ganjaran pahala sebagaimana pahala puasa fi sabilillah. Bila ia merasa sakit ketika akan melahirkan anak, maka Allah tambah lagi pahala yang tidak terkira oleh manusia oleh kerana terlalu banyaknya. Bila telah melahirkan anak dan ia menyusu dengan susunya sendiri, maka setiap seteguk (satu sedutan) Allah berikan satu kebajikan. Bila ia semalaman tidak tidur kerana mengawas (menjaga) anaknya (yang sekejap-sekejap menangis, sakit atau sebagainya), maka Allah beri lagi pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dalam fi sabilillah dengan ikhlas."
(Hadis Riwayat al-Hassan bin Sofwan, at- TabraniIbnu Asakir dan Salama yang menyusu Sayyidina Ibrahim anak Rasulullah s.a.w).

Sohibah yang dikasihi Allah,
Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud : "Wanita yang tinggal di rumah bersama-sama (mendidik dan mengurus) anaknya, ia di akhirat akan tinggal bersama-sama dengan aku (Rasulullah s.a.w.) di dalam Syurga."

Sabdanya lagi yang bermaksud : "Sukakah aku beritahu siapakah dan bagaimana sifat isterimu yang bakal di tempatkan di Syurga?. Jawab para sahabat ,'Bahkan kami suka.' Sabda Nabi s.a.w , 'Yaitu tiap-tiap isteri yang bersifat kasih sayang dan melahirkan banyak anak. Dan apabila ia dimarahi oleh suaminya, ia menyerah diri untuk di hukum sehingga suaminya redha (memaafkan kesalahannya)..."

Didalam sebuah kitab bahawa Nabi s.a.w pernah bersabda yang bermaksud : "Apabila seorang wanita mengandung (janin) di dalam rahim, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah pun mencatit baginya 1000 kebajikan dan menghapuskan 1000 dosa. Apabila ia sakit hendak bersalin Allah mencatit lagi pahala kepadanya seimbang dengan pahala orang (lelaki) yang berjihad fi sabilillah. Apabila ia telah melahirkan anak, maka gugur segala dosanya dan jadilah ia bersih tanpa dosa sepertimana waktu ia mula-mula dilahirkan oleh ibunya dahulu (semasa ia masih bayi)."

Terdapat di dalam kitab Uqud Al-Lujan bahawa Nabi s.a.w bersabda maksudnya : Empat wanita yang menjadi penghuni Syurga :

Pertama : Wanita yang menjaga dirinya daripada perkara yang haram dan ia tetap berbakti kepada Allah (mematuhi hukum Allah).

Kedua : Wanita yang banyak keturunan (melahirkan banyak anak ) lagi penyabar serta ia menerima sahaja pemberian Allah itu dan ia sabar dengan kehidupan yang serba kurang (qana'ah) dan apa sahaja yang diberikan suaminya.

Ketiga : Wanita yang bersifat pemalu. Apabila suaminya pergi (keluar menjalankan tugas) ia menjaga dirinya dan tetap beramanah dengan harta suaminya. Jika suaminya pulang ia menjaga mulutnya daripada berkata yang boleh menguriskan hati suaminya.

Keempat : Wanita yang kematian suami dan ia mempunyai anak, dan ia tetap menjaga diri dan terus menerus menjaga dan mendidik anaknya (yang yatim) dan ia tidak bersedia untuk berkahwin kerana takut anak-anaknya terbiar."

Demikianlah gambaran daripada hadist-hadist serta agar tentang kelebihan derajat kaum wanita dan betapa mudahnya mereka mendapat derajat yang tinggi itu di sisi Allah serta betapa mudahnya jalan yang dibuka oleh Allah untuk memasuki Syurga

Semoga bermanfaat.

sumber:Catatan Akhi Abu Basyer
Read More..

Jalan Pengampunan

Sahabat yang dirahmati Allah,
Apa yang perlu dibina didalam diri seorang Muslim bukan hanya sikap berwaspada dan berhati-hati dari menjauhi dosa. Malah tidak kurang pentingnya menanamkan sikap yang benar tentang apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika dosa-dosa itu terlanjur. Terdapat beberapa jalan-jalan pengampunan yang dianjurkan oleh Islam yang boleh mengurangkan azab atas dosa-dosa malah bisa menghapuskan semua dosa-dosa yang telah dilakukan.
Di antara jalan-jalan pengampunan itu adalah :

1.Taubat.
Terdapat banyak ayat-ayat Al-Qur’an, yang menyebutkan bahawa taubat itu berfungsi sebagai pengecualian dari ancaman azab yang akan diberikan kepada orang-orang yang melakukan kesalahan.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal soleh, maka mereka itu akan masuk Syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.”
(Surah Maryam ayat 60)

Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud :“Barangsiapa bertaubat kepada Allah sebelum matahari terbit dari barat, nescaya Allah akan menerima taubat orang tersebut.”
(Hadis Riwayat Muslim)

Taubat yang dimaksudkan adalah Taubat Nasuha. Sebuah taubat yang dilakukan dengan ikhlas dan benar. Bahkan itu adalah termasuk jalan yang paling besar dan luas untuk memperolehi pengampunan dari Allah s.w.t.

2.Istighfar.
Istighfar dan taubat sebenarnya tidak jauh bedanya. Kedua-duanya adalah memohon keampunan daripada Allah s.w.t. Rasulullah s.a.w .beristigfar lebih tujuh puluh kali sehari supaya lidah dan hati sentiasa menyebut dan mengingati Allah s.w.t.

Firman Allah s.w.t. yang artinya:

“Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar)”
(Surah Al-Anfal ayat 33)

Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud :
“Sesungguhnya syaitan itu berkata kepada Allah : ‘Demi Izzah-Mu ya Allah, aku tidak akan berhenti menggoda hamba-hamba-Mu selama nyawa-nyawa mereka masih ada dalam jasad-jasad mereka. Maka Allah s.w.t. menjawab. ‘Demi Izzah-Ku dan keagongan-Ku, Aku akan mengampuni mereka selama mereka beristighfar memohon ampun kepada-Ku.”
(Hadis Riwayat Imam Ahmad dan Al-Hakim)

3.Amal-amal Kebajikan.
Amal kebajikan yang dilakukan oleh seorang Muslim akan dilipat gandakan oleh Allah menjadi sepuluh kali atau lebih. Oleh itu amal kebaikan juga akan menjadi salah satu jalan pengampunan atas dosa-dosa kecil.

Firman Allah s.w.t yang bermaksud :
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”
(Surah Hud ayat 114)

Abu Dzar meriwayatkan dari hadis Rasulullah s.a.w. yang bermaksud :
“Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik karena ia akan menghapuskannya…”
(Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ahmad)

4.Musibah-musibah di dunia.
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang Muslim menjadi penebus (kifarah) atas dosanya. Bahkan sampai terpeleset kakinya, luka di jari jemarinya atau pun duri yang mengenainya.”
(Hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Sekiranya kita sabar diatas musibah yang datang kita akan mendapat pahala diatas kesabaran kita tadi dan ia menjadi sebagai penebus dosa.Kalau kita berkeluh kesah dan tidak sabar diatas ujian tadi maka kita akan mendapat dosa diatas sifat keluh kesah tadi.

5.Siksa Kubur .
Azab Kubur adalah suatu yang mesti diyakini kebenarannya. Ia juga merupakan salah satu jalan pengampunan yang boleh meringankan azab yang ditimpakan Allah kepada hamba-hamba-Nya kerana dosa dan kesalahan yang dilakukan.Namun begitu azab kubur itu terbagi dua macam ;

Pertama : azab kubur yang dirasai oleh orang-orang kafir selama-lamanya hingga hari kiamat.
Dari Baro’ bin Azib berkata, Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud :
“Kepada orang kafir yang sudah berada di kubur dibukakan suatu pintu yang menghubungkannya dengan Neraka, maka ia akan melihat akan tempat duduknya di Neraka itu sampai hari kiamat.”
(Hadis Riwayat Ahmad)

Kedua : azab kubur yang waktunya terbatas. Azab ini di khususkan kepada dosa-dosa yang dikategorikan sebagai ringan dan disesuaikan dengan tingkat kesalahannya. Sehingga ia menjadi pengurang atau penebus azab yang akan menimpanya di akhirat nanti.

6.Do'a Orang Mukmin.
Do'a dan permohonan ampun dari orang mukmin yang diminta kepada Allah untuk diberikan kepada orang yang berdosa dan melakukan kesalahan. Tak terkecuali yang melakukan dosa itu masih hidup atau sudah meninggal dunia.

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“Do'a seorang Muslim untuk saudaranya sesama Muslim dengan tidak diketahuinya adalah sangat mustajab. Diatas kepalanya diutus seorang malaikat. Setiap kali ia berdo'a dan memohon kepada Allah untuk saudaranya itu suatu permohonan yang baik, maka meng’amin’kannya. Dan sesungguhnya untukmu seperti yang engkau mohonkan untuk saudaramu itu.”
(Hadis Riwayat Muslim dari Abu Darda’)

7.Hadiah Pahala Untuk Muslim (yang telah meninggal dunia)
Apa yang dihadiahkan seorang Muslim yang masih hidup kepada saudaranya yang telah meninggal dunia. Hadiah tersebut berupa pahala sedekah, haji dan seumpamanya.

Para ulama’ sependapat bahawa apabila meninggal dunia seorang Muslim maka ia masih dapat memperoleh manfaat dari orang yang masih hidup lantaran dua perkara :

Pertama : yang sumbernya dari orang yang mati itu sendiri ketika ia masih hidup seperti amal jariah.
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“Apabila meninggal dunia seorang anak Adam maka putuslah segala amalannya kecuali tiga iaitu sedekah yang ditinggalkan semasa hidupnya, ilmu yang di manfaatkan dan anak yang soleh yang mendoakan kedua ibu bapanya.”

Kedua : do'a kaum muslimin untuknya, pahala sedekah yang di peruntukkan kepadanya, haji dan lainnya. Ada pun pahala dari amal-amal seperti membaca Al-Quran, zikir dan lain-lain menurut Imam Ahmad dan Imam Abu Hanifah boleh sampai kepada si-mati tersebut kalau memang dihadiahkan kepadanya .

8.Syafa’at Dari Mereka Yang Berhak Memberi Syafa’at :
Diantara jalan pengampunan yang lain ialah syafa’at dari mereka yang diizinkan Allah untuk memberi syafa’at. Syafa’at untuk meringankan atau membebaskan orang-orang yang harus mendapat siksaan di akhirat nanti. Mereka-mereka yang diberi keistimewaan adalah seperti berikut :

Pertama : Rasulullah s.a.w. ; Syafa’at untuk meringankan siksa keatas orang-orang tertentu seperti bapa saudara baginda Abu Talib, begitu juga syafa’at baginda ke atas orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar agar boleh dikeluarkan dari Neraka.

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“Diantara syafa’atku ialah untuk orang yang melakukan doas besar dikalangan umatku.”
(Hadis Riwayat Abu Daud)

Kedua : Para Malaikat, para Nabi-nabi dan orang-orang yang beriman ;
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud :
“…maka para malaikat telah memberi syafa’at, para nabi sudah memberi syafa’at, orang-orang beriman telah pun memberi syafa’at… maka tidak ada lagi kecuali Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kemudian setelah berkata demikian Allah mengambil dengan sekali genggaman-Nya itu dari Neraka orang-orang yang belum pernah berbuat kebaikan sedikitpun…”
(Hadis Riwayat Muslim)

Namun begitu, syafa’at hanya berlaku untuk orang-orang yang memang dihatinya ada Tauhid meskipun sebesar atom.Syafa’at tidak berlaku untuk mereka yang memang harus kekal dalam Neraka seperti orang-orang kafir. Maka jika begitu kita mesti berhati-hati jangan sampai terjejas akidah kita kepada Allah s.w.t.

9.Ampunan dan Kemaafan Allah s.w.t. diluar Safa’at-Nya.
Ini adalah jalan pengampunan terakhir.Keampunan daripada-Nya yang boleh meringankan atau menghapuskan sama sekali azab yang sepatutnya di terima oleh sesaorang yang melakukan dosa dan kesalahan didunia.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syrik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu (syirik), bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
(Surah An-Nisaa’ ayat 48)

Sahabat yang dimuliakan,
Ini adalah jalan pengampunan yang terakhir. Semuanya bergantung kepada kehendak Allah s.w.t..Untuk mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki selain daripada dosa syirik.Adapun mereka yang tidak diampuni dosanya maka mereka terpaksa memasuki Neraka terlebih dahulu untuk membersihkan keimanannya daripada kotoran dosa-dosanya.

Jalan-jalan pengampunan telah dihamparkan di hadapan kita. Terpulang pada kita sejauhmana kita memerlukan pengampunan itu. Sebelum pertanyaan itu diajukan kepada umat Islam sebagai sebuah komuniti justeru ia terlebih dahulu pasti diajukan kepada diri-diri insan Muslim.

Firman Allah s.w.t yang bermaksud ;
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
(Surah Ali Imran ayat 133)

Semoga bermanfaat.

sumber:Catatan Akhi Abu Basyer
Read More..

Sifat Api Neraka dan Ahlinya

Sahabat yang dirahmati Allah,
Siapakah mayoritas penghuni Neraka?
Nabi s.a.w. bersabda yang bermaksud : "Dan aku melihat ke dalam Neraka, maka aku dapat melihat kebanyakan penghuninya adalah terdiri daripada golongan wanita.”

Kenapakah majoriti penghuni Neraka ini adalah wanita?

Apabila Rasulullah s.a.w melawat ke dalam Neraka maka baginda s.a.w melihat kebanyakkan penghuninya adalah daripada kalangan wanita. Apakah kesalahan dan dosa yang mereka lakukan sehingga dikatakan menjadi penghuni paling ramai di Neraka. Na’uzubillahiminzalik!!

Ini disebabkan ramai kaum wanita yang tidak menunaikan hak suami. Mereka tidak berterima kasih di atas pemberian suami dan tidak menjaga kehormatan diri ketika suami tidak ada di rumah. Mereka tidak menutup aurat daripada orang yang bukan muhram dan ramai pula di kalangan mereka keluar dari rumah dengan bermacam-macam perhiasan dan persolekan, memakai minyak wangi dan membiarkan bau wangi itu dicium oleh orang yang bukan mahramnya. Sedangkan dia berhadapan dengan suaminya dengan pakaian yang buruk dan badan yang berbau busuk. Inilah di antara sebab-sebab yang mengakibatkan ramai di kalangan wanita yang akan masuk Neraka.


Sahabat yang dimuliakan,Abul-Laits meriwayatkan dengan sanatnya dari Abu Hurairah r.a berkata : Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud : "Api Neraka telah dinyalakan selama seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun hingga putih, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga hitam gelap, bagaikan malam gelap kelam."

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud : " Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli Neraka iaitu seorang yang bersandal (selipar) dari api Neraka, dan dapat mendidihkan otaknya, seolah-olah di telinganya ada api, dan giginya berapi dan di bibirnya ada wap api, dan keluar ususnya dari bawah kakinya, bahkan ia merasa bahawa dialah yang terberat siksanya dari semua ahli Neraka, padahal ia sangat ringan siksanya dari semua ahli Neraka."

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik r.a. berkata : "Jibril datang kepada Nabi s.a.w. pada saat yang tiada biasa datang dalam keadaan yang berubah mukanya, maka ditanya oleh Nabi s.a.w. : 'Mengapa aku melihat kau berubah muka?'

Jawabnya : 'Ya Muhammad aku datang kepadamu pada sa'at di mana Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api Neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahawa Neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya.'

Lalu Nabi s.a.w. bersabda : 'Ya Jibril jelaskan kepadaku sifat Jahannam!'

Jawabnya, 'Ya ketika Allah menjadikan Jahannam maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun hingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli Neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut Allah dalam al-Qur'an itu diletakkan di atas bukit nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ketujuh.'

'Demi Allah yang mengutusmu dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa nescaya akan terbakar orang-orang yang dihujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasan besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potong-potongan api. Api Neraka itu ada mempunyai TUJUH pintu, tiap-tiap pintu ada bahagian yang tertentu dari orang lelaki dan perempuan.'

Nabi s.a.w. bertanya : 'Apakah pintu-pintu bagaikan pintu-pintu rumah-rumah kami?'

Jawabnya : " Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya dari bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan tujuh puluh ribu tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh kali lipat ganda, maka digiring ke sana musuh-musuh Allah sehingga bila telah sampai ke pintunya disambut oleh Malaikat-malaikat Zabaniyah dengan rantai dan belenggu, maka rantai itu di masukkan ke dalam mulut mereka hingga tembus ke dubur, dan diikat tangan kirinya ke lehernya, sedang tangan kanannya dimasukkan dalam dada dan tembus ke bahunya, dan tiap manusia diganding dengan syaitannya lalu diseret tersungkur mukanya sampai dipukul oleh para Malaikat dengan pukul besi, tiap mereka ingin keluar kerana sangat risau maka ditanam ke dalamnya, kemudian Nabi s.a.w bertanya : 'Siapakah penduduk masing-masing pintu?'

Jawabnya :
'Pintu yang terbawah (pertama) untuk orang-orang Munafik, dan orang-orang kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat Nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Alhawiyah.

Pintu kedua, tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim.

Pintu ketiga, tempat orang-orang Shobi'in bernama Saqar.

Pintu keempat, tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum Majusi bernama Ladha.

Pintu kelima, orang Yahudi bernama Huthomah.

Pintu keenam, tempat orang Kristian (Nashara) bernama Sa'ier.

Kemudian Jibril diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga Nabi s.a.w. tanya : "Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ketujuh?'

Jawabnya : 'Di dalamnya orang-orang yang berdosa besar dari umatmu yang sampai mati belum sempat bertaubat'. Maka Nabi s.a.w jatuh pingsan ketiaka mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala Nabi s.a.w di pangkuan Jibril sehingga sedar kembali, dan ketika sudah sadar Nabi s.a.w bersabda ; "Ya Jibril sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umatku yang akan masuk ke dalam Neraka?

Jawabnya ; 'Ya , yaitu orang yang berdosa besar dari umatmu.'


Sahabat yang dihormati,Marilah sama-sama kita insaf dan bertaubat kepada Allah s.w.t. Jauhkanlah diri kita daripada perbuatan dan amalan yang akan menjerumuskan kita kedalam api Neraka yang amat dahsyat sekali.

Oleh itu, wahai saudaraku sekelian, marilah sama-sama kita selamatkan diri kita, ahli keluarga, jiran tetangga, sahabat handai, saudara mara dan masyarakat kita. Dengan mengajak mereka untuk kembali mengambil Islam sebagai cara hidup. Hanya Islam agama yang diredhai Allah.

Sebagai suami dan ayah perlulah kita mendidik isteri dan anak -anak perempuan kita dengan tarbiyah kerana wanita itu akalnya senipis rambutnya. Dijadikan wanita itu daripada tulang rusuk yang bengkok, untuk luruskannya perlu kepada lelaki yang beriman kepada Allah. Dari itu didiklah mereka dengan tarbiyah Islamiyyah secara yang berhikmah.

Kasihanilah mereka, tanpa lelaki yang beriman tidak mungkin akan melahirkan wanita yang solehah. Akal wanita senipis rambutnya, tebalkan dia dengan ilmu agama. Hatinya serapuh kaca, kuatkan dia dengan iman dan takwa kepada Allah. Perasaannya selembut sutera, hiasilah dengan akhlak mulia. Jangan jinakkan wanita dengan harta kerana nanti mereka akan semakin liar. Jangan hiburkan mereka dengan kecantikan kerana nanti mereka akan menderita.

Kenalkan mereka dengan Zat Allah yang kekal, disitulah punca kekuatan dunia. Suburkan mereka dengan nikmat iman dan Islam kerana dari situlah nantinya mereka akan lihat nilaian dan keadilan Rabb, Tuhan sekalian alam. Bisikan ke telinga mereka bahawa kelembutan bukan kelemahan dan ianya bukan diskriminasi Allah, sebaliknya disitulah kasih sayang Allah. Tanpa iman, ilmu dan akhlak mereka tidak akan lurus, malah akan semakin bengkok. Itulah hakikatnya seandainya mereka tidak kenal Allah. Bila wanita menjadi derhaka pasti dunia lelaki akan menjadi huru hara. Jinakkan diri mereka untuk mentaati Allah s.w.t.

Semoga bermanfaat.

sumber:Catatan Akhi Abu Basyer
Shared By Catatan Catatan Islami Pages
Read More..

Kematian Sangatlah Dekat Dengan Kita

Bismillahirrohmanirrohim

Distribusi manusia meninggal dunia (tahun)

Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 - 70 tahun (mayoritas)
pukul rata manusia meninggal dunia antara usia kurang lebih 65 tahun beruntung yang di berikan umur panjang dan di manfaatkan sisa umurnya.

Baligh = Start untuk seseorang di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia???

Laki-laki Baligh kurang lebih 15 tahun
Wanita Baligh kurang lebih 12 tahun

Usia yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus :
MATI-BALIGH = Sisa USIA ???? ... 65-15 = 50 tahun
Lalu 50 tahun ini di gunakan untuk apa saja ?

12 jam siang hari
12 jam malam hari... 4 jam satuhari satumalam
Mari kita tela?ah bersama.
Waktu kita tidur kurang lebih 8 jam/hari
dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur 18250 hari x 8 jam = 146000 jam = 16 tahun, 7 bulan.
di bulatkan jadi 17 tahun.

Logikanya: Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis digunakan untuk tidur, padahal kita akan tertidur dari dunia untuk selama-lamanya.
Catatan: Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor, bisa jadi 12 jam/hari = 25 tahun habis tertidur,!!! Hati-hati dengan penyakit TUMOR.??!!

Waktu aktivitas di siang hari kurang lebih 12 jam
dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas : 18250 hari x 12 jam = 219000 jam = 25 tahun.
Aktivitas disiang hari : Ada yang bekerja, atau bercinta.. ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada yang makan sambil jalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling,??
dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tidak bisa disamaratakan satu dengan yang lain.

Waktu aktivitas santai atau rilexsasi kurang lebih 4 jam.
dalam 50 tahun waktu yang dipakai rilexsasi 18250 hari x 4 jam = 73000 jam = 8 tahun.

Realisasi relaxsasi biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian/bikin contekan habis-habisan buat ujian, atau mungkin dihabiskan termenung dibuai khayalan.???

17 tahun + 25 tahun + 8 tahun = 50 tahun Plus..Plos/Balance.
Tidur??Ngelembur??Nganggur
Lalu kapan Ibadahnya???

Padahal Manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepa-Nya, karena satu yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki Illahi.

Maut datang menjemput tak pernah bersahut.
Malaikat datang menuntut untuk menrenggut.

Manusia tak kuasa untuk berbicara...
Tuhan Maha Kuasa atas Syurga dan Neraka.???

Memang benar!! kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah, lha wong kita mah kuliah mau nyari ijasah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah..

Memang benar!! bekerja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana?? Orang kita bekerja sikut sana sikut sini, banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang?..

Jarang orang menolak di puji dan di puja tatkala mereka berjaya ???

pernah kita membaca Bismillah saat hendak berangkat kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah?
pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia.

Lalu kapan Ibadahnya??

Ooh, mungkin saat sholat yang 5 waktu itu dianggap cukup.?!
karena kita pikir, Sholat begitu besar pahalanya, sholat amalan yang dihisab paling pertama, sholat jalan untuk membuka pintu Syurga??? Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah sholat kita.!!!

Berapa sholat kita dalam 50 tahun?
1x sholat = kurang lebih 10 menit?... 5x sholat kurang lebih 1 jam.
Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai sholat = 18250 hari x 1 jam = 18250 jam = 2 tahun.
ini dengan asumsi semua sholat kita diterima Allah SWT.

Kesimpulan: Waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk sholat???
2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita..??? itupun belum tentu sholat kita bermakna berpahala dan diterima.

Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan dosa-dosa kita selama 50 tahun, dalam ucap kata kita yang selalu dusta, baik yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap Orangtua, dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang faqir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu bergelimang dosa..

Logika dari logikanya:
Bukan suatu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian.
Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana...

Solusi:
Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir begitu cepat, isilah dengan sesuatu yang bermanfaat, Jangan tunda-tunda lagi??

Ingat Malaikat Maut akan datang kepada siapa saja, dimana saja, kapan saja. Akhirat adalah tujuan kita yang terakhir.!! Apakah kita siap menyambut Malaikat Maut kapan saja dimana saja???

sumber : kaskus

Read More..

Mendidik Anak

1. Muliakanlah hidup anak anda dengan nama panggilan yang baik. Nama panggilan yang kurang baik akan menyebabkan anak anda malu dan merasa rendah diri.(Dalam Islam sendiri nama panggilan yang baik adalah digalakkan).

2. Berikan anak anda pelukkan setiap hari (Kajian menunjukkan anak yang dipeluk setiap hari akan mempunyai kekuatan IQ yg lebih kuat daripada anak yang jarang dipeluk)

3. Pandanglah anak anda dengan pandangan kasih sayang (Pandangan ini akan membuatkan anak anda lebih yakin diri apabila berhadapan dengan orang di sekitarnya)

4. Berikan peneguhan setiap kali anak anda berbuat kebaikan (Berilah pujian, pelukkan, ciuman, hadiah atau pun sekurang-kurangnya senyuman untuksetiap kebaikan yang dilakukannya).

5. Janganlah mengharapkan anak anda yang belum matang itu melakukan sesuatu perbuatan baik secara berterusan, mereka hanya kanak-kanak yang sedang berkembang. Perkembangan mereka membuatkan mereka ingin mengalami setiap perkara termasuklah berbuat silap.

6. Apabila anda berhadapan dengan masalah kerja dan keluarga, pilihlah keluarga (Seorang penulis menyatakan anak-anak terus membesar. Masa itu terus berlalu dan tak akan kembali).

7. Di dalam membesarkan dan mendidik anak-anak, janganlah anda mengeluh. Keluhan akan membuatkan anak-anak merasakan diri mereka beban.

8. Dengarlah cerita anak anda, cerita itu tak akan dapat anda dengarkan lagi pada masa akan datang. (Tunggu giliran anda untuk bercakap. Ini akan mengajar anak anda tentang giliran untuk bercakap)

9. Tenangkan anak anda setiap kali mereka memerlukannya.

10. Tunjukkan kepada anak anda bagaimana cara untuk menenangkan diri. Mereka akan menirunya.

11. Buatkan sedikit persediaan untuk anak-anak menyambut hari jadinya. Sediakanlah hadiah harijadi yang unik walaupun harganya murah. Keunikan akan membuatkan anak anda belajar menghargai. (Anak-anak yang datang dari lingkungan keluarga yang menghargai akan belajar menghargai orang lain).

12. Kemungkinan anak kita menerima pengajaran bukan pada kali pertama belajar. Mereka mungkin memerlukan kita mengajar mereka lebih daripada sekali.

13. Luangkanlah masa bersama anak anda diluar rumah, peganglah tangan anak-anak apabila anda berjalan dengan mereka. Mereka tentu akan merasa kepentingan kehadiran mereka dalam kehidupan anda suami isteri.

14. Dengarlah mimpi ngeri anak-anak anda. Mimpi ngeri mereka adalah begitu real dalam dunia mereka.

15. Hargailah permainan kesayangan anak anda. Mereka juga dalam masa yang sama akan menghargai barang-barang kesayangan anda. Hindari dari membuang barang kesayangan mereka walaupun sudah rusak. Mintalah ijin mereka terlebih dahulu sebelum berbuat demikian.

16. Janganlah membiarkan anak-anak anda tidur tanpa ciuman selamat malam.

17. Terimalah yang kadang kala anda bukanlah ibubapa yang sempurna. Ini akan mengurangkan stress menjadi ibu bapa.

18. Jangan selalu membawa bebanan kerja sehari-hari ke rumah. Anak-anak akan belajar bahwa pekerjaan selalu lebih penting daripada keluarga.

19. Anak menangis untuk melegakan keresahan mereka tetapi kadangkala cuma untuk sound effect saja. Bagaimanapun dengarilah mereka, dua puluh tahun dari sekarang anda pula yang akan menangis apabila rumah mula terasa sunyi. Anak-anak anda mula sibuk mendengar tangisan anak mereka sendiri.

20. Anak-anak juga mempunyai perasaan seperti anda.
Allah SWT berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim: 6 ).

Rosululloh SAW bersabda :
"Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shaleh yang mendo'akannya." (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)


Anak ibarat kain yang putih tergantung pada anda untuk mewarnainya...
semuanya di tangan anda ..
Fikirkanlah....
Nampak mudah tapi bermakna.....

Semoga yang pendek ini bermanfaat...

sumber :Tazkirah umum
Edited And Shared By Catatan Catatan Islami Pages
Read More..

Noda Yang Menghancurkan Ibadah

Banyak orang beranggapan bahwa kualitas ibadah hanya ditentukan oleh syarat, rukun, dan kekhusyukan dalam pelaksanaannya. Misalnya, sholat yang berkualitas adalah yang didahului oleh wudhu yang betul, suci pakaian dan tempatnya, serta khusyuk dalam melakukan setiap rukunnya. Demikian pula dengan ibadah-ibadah yang lain.

Saad bin Abi Waqqash RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang rahasia agar ibadah dan doa-doanya cepat dikabulkan. Rasulullah SAW tidak mengajari Sa'ad tentang syarat, rukun, ataupun kekhusyukan.
Rasulullah SAW mengatakan, "Perbaikilah apa yang kamu makan, hai Sa'ad." (HR Thabrani).


Ada teguran yang hendak disampaikan Rasulullah SAW lewat hadist di atas. Yaitu, bahwa kebanyakan manusia cenderung memperhatikan 'kulit luar', tapi lupa akan hal-hal yang lebih penting dan fundamental.

Setiap Muslim pasti mengetahui bahwa sholat atau haji mesti dilakukan dengan pakaian yang suci. Pakaian yang kotor akan menyebabkan ibadah tersebut tidak sah atau ditolak. Namun, betapa banyak di antara kaum Muslim yang lupa dan lalai bahwa makanan yang diperolehi dari cara-cara yang kotor juga akan berakhir dengan ditolaknya ibadah dan munajat kita.

Rasulullah SAW telah mengingatkan, "Demi Zat Yang menguasai diriku, jika seseorang memakan harta yang haram, maka tidak akan diterima amal ibadahnya selama 40 hari." (HR Thabrani).


Dalam hadis lain yang dinukil Ibnu Rajab al-Hanbali, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang di dalam tubuhnya terdapat bagian yang tumbuh dari harta yang tidak halal, maka nerakalah tempat yang layak baginya."

Di sinilah terlihat dengan jelas, hubungan antara kualitas ibadah dan sumber penghasilan. Bahkan, karena ingin memastikan bahwa semua yang dimakan berasal dari sumber yang halal, para Nabi dan Rasul menekuni suatu pekerjaan secara langsung untuk menghidupi diri dan keluarga mereka.

Nabi Daud a.s adalah seorang penempa besi dan penjahit, Nabi Zakaria a.s seorang tukang kayu, Rasulullah SAW adalah seorang pedagang, dan seterusnya. Demikian pula dengan para sahabat yang mulia; mayoritas kaum Muhajirin berkerja sebagai pedagang, sementara kaum Ansar mengendalikan hidupnya dari pertanian.

Selain daripada itu, ketika seseorang bergelimang dengan harta yang haram, dan dia menafkahi keluarganya dengan harta tersebut, sebenarnya ia tidak hanya menodai ibadahnya sendiri. Tapi, juga menodai ibadah dan masa depan anak-isterinya.

Seperti komentar Syekh 'Athiyah dalam Syarh al-Arbain an-Nawawiyah, "Orang tua seperti itu secara sengaja membuat ibadah dan doa anak-anaknya tertolak. Sebab, ia menjadikan tubuh mereka tumbuh dari harta yang haram."

Wa Allahu a'lam

Sumber Artikel* : KCB Yahoo groups, Abdullah Hakam Shah MA, republik
saduran : www.iluvislam.com
Read More..
 
SketsA Informasi © 2010 | Designed by SketsaInfo |